Selama permainan berlangsung, pemain harus memindahkan buah caturnya sesuai dengan peraturan, sambil menyingkirkan buah catur lawan dari papan permainan apabila memungkinkan, yang biasa disebut "memakan". Kemenangan pemain ditentukan oleh keberhasilan dalam mengadakan 'sekakmat',[1] yaitu posisi saat raja lawan tidak bisa mengelak untuk "dimakan". Selain sekakmat, kemenangan juga dapat diperoleh apabila lawan menyatakan telah menyerah secara sukarela, yang biasanya disebabkan karena jumlah buah catur yang tidak sebanding, atau merasa bahwa sekakmat tidak bisa dihindari lagi. Permainan juga bisa berakhir seri, yang disebut dengan istilah "remis".
Diduga bahwa catur berasal dari India, kira-kira sebelum abad ke-7, bermula dari suatu permainan yang disebut chaturanga. Ditenggarai bahwa chaturanga juga merupakan awal mula dari permainan strategi lainnya seperti xiangqi, janggi, dan shogi. Aturan pergerakan buah catur seperti sekarang ini bermula dari Spanyol sekitar akhir abad ke-15; peraturan catur yang baku akhirnya distandardisasi pada abad ke-19. Wilhelm Steinitz, juara catur dunia pertama, menyabet gelar tersebut pada tahun 1886. Sejak 1948, kejuaraan dunia diselenggarakan oleh FIDE, lembaga percaturan seluruh dunia; juara dunia saat ini adalah Magnus Carlsen asal Norwegia. FIDE juga mengorganisasi Kejuaraan Dunia Catur Wanita, Kejuaraan Dunia Catur Anak-anak, Kejuaraan Catur Cepat dan Kilat, dan Olimpiade Catur, suatu kejuaraan beregu antarbangsa seluruh dunia.
https://yudiwidiarto.blogspot.com
https://yudiwidiarto.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar